Rabu, 04 Mei 2011

Subdrain Stadion Universitas Diponegoro


Stadion Universitas Diponegoro. Semarang


Universitas Diponegoro adalah Universitas di Indonesia yang memiliki prestasi baik dalam hal akademis maupun non akademis, seperti ekstrakulikuler. Sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 155/U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan, disebutkan dalam rangka mencapai tujuan Perguruan Tinggi cakupan tugas pembinaan dan pengembangan bidang kemahasiswaan meliputi dua kegiatan pokok, yakni kulikuler dan ekstrakulikuler (Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa serta Pedoman Pemberian Beasiswa bagi Mahasiswa Universitas Diponegoro, 2006).
Peningkatan terhadap prestasi-prestasi ini harus terus dilakukan. Untuk meningkatkan prestasi Universitas Diponegoro dalam bidang olahraga, khususnya sepakbola dan atletik, harus memperhatikan aspek teknis seperti pola pembinaan dan aspek non teknis seperti manajemen pengelolaan serta tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung.
Salah satu sarana penunjang olahraga sepakbola dan atletik ialah stadion. Stadion adalah bangunan untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga sepakbola dan atau atletik, serta fasilitas untuk penontonnya (SNI T – 25 – 1991 -03). Stadion merupakan sarana paling penting dalam olahraga ini. Tidak hanya sebagai tempat pembinaan atlet, stadion merupakan tempat diselenggarakan suatu pertandingan, sehingga mampu menghidupkan antusiasme mahasiswa Universitas Diponegoro untuk mengembangkan dan memberi dukungan terhadap peningkatan prestasi olahraga Universitas Diponegoro.
Olahraga merupakan kegiatan positif di masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. Salah satu jenis olahraga yang paling popular masyarakat Indonesia adalah sepak bola, baik oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Lapangan sepak bola merupakan sarana terpenting untuk olahraga ini, akan tetapi lapangan sepak bola di Indonesia pada umumnya sering dihadapkan masalah genangan air pada waktu musim hujan. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan pengaturan sistem drainase yang baik, seperti pemilihan jenis tanah yang memiliki daya resap tinggi, pengaturan sistem drainase bawah permukaan, serta alternatif-alternatif
lain yang dapat meminimalisasi terjadinya genangan tersebut.

1.2. Pengertian Drainase
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. secara umum didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sebagai fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.
(suripin, 2004)
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
 Menurut letak bangunannya, drainase dibagi menjadi drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu Suatu sistem pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah untuk mencegah adanya genangan. Dan drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) yaitu suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Saluran dranase yg bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa), dengan alasan tertentu ( tuntutan artistik dan tuntutan fungsi), misalnya lapangan sepak bola, air port, dan lain lain. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
a. Perencanaan Saluran Drainase
Perencanaan perbaikan maupun pembuatan saluran drainase di suatu wilayah sangatlah kompleks. Banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan antara lain penyempitan saluran akibat adanya perubahan tata guna lahan, pendangkalan saluran yang diakibatkan sampah yang menumpuk di saluran, amblesan tanah, pembebanan suatu saluran akibat adanya perubahan fungsi suatu saluran, penambahan aliran air buangan dari tempat lain, dan banyak hal lainnya.
Perencanaan drainase berfungsi untuk mengatasi masalah penggunaan air yang tidak efisien, air yang diresapkan ditampung kembali untuk dimanfaatkan sebagai irigasi pada lapangan ini. Tujuan dari perencanaan ini adalah:
1. Agar tidak terjadi limpasan permukaan pada lapangan stadion akibat hujan.
2. Untuk menciptakan kondisi lapangan sepak bola yang tetap baik dengan pemanfaatan fasilitas yang ada dan dengan pengelolaan air yang seefisien mungkin.

b. Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, bukan run off pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
Perencanaan pipa sub surface drainage tergantung dari bentuk permukaan yang akan dipasang jaringan pipa. Jaringan pipa harus dapat menyalurkan air hujan secara cepat. Perbandingan dari kuantitas air hujan yang terserap dengan besaran air yang dialirkan adalah diartikan koefisien permeability atau koefisien limpasan.
Sebuah sistem subdrain adalah sebuah jaringan pipa bawah tanah yang digunakan untuk membuang air dari daerah yang mengumpulkan atau menampung air permukaan atau air tanah.Jaringan bisa agak kecil, seperti dapat digunakan untuk menguras lahan terbatas, atau cukup besar untuk mengalirkan sejumlah hektar yang cukup besar.
Permukaan air dapat dikumpulkan ke dalam sistem subdrain dengan memasang masuk permukaan atau menangkap cekungan. Air tanah dikumpulkan dengan membiarkan air ke dalam pipa melalui perforasi. Baik air permukaan dan air tanah dapat dilepaskan ke outlet yang sesuai seperti selokan, kolam, atau sungai. 
Efektivitas sistem subdrain ditentukan oleh tanah asli, jarak, dan kedalaman pipa, serta diameternya. Hal ini penting untuk menentukan mengapa situs khusus drainase perlu ditingkatkan. Apakah daerah itu adalah tanaman yang rusak itu akan akar mereka terendam? Apakah area yang digunakan untuk parkir atau rekreasi dan harus bisa digunakan bahkan sesaat setelah hujan? Jawaban untuk pertanyaan seperti ini akan membantu menentukan seberapa dalam pipa harus dikubur, seberapa dekat bersama laterals harus ditempatkan, dan ukuran pipa dan kemiringan. Tanah asli juga merupakan faktor utama dalam sistem tata letak. tanah liat ketat tidak melepaskan air tanah, mudah sebagai tanah berpasir lebih longgar sehingga tata letak yang berbeda akan dibutuhkan untuk respons yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...