Claire de Lune
Kyuhyun tersenyum puas setelah mengecek jadwalnya
pekan ini. Super Junior diberi liburan akhir pekan selama dua hari. Tepat pada
saat acara perjamuan untuk peresmian gedung akademi milik keluarganya. Kyuhyun
bahkan sempat menolak ajakan Changmin untuk pergi ke Itaewon. Padahal hari itu
adalah hari ulang tahun sang alter ego di mana sebelumnya Kyuhyun tidak pernah
sekalipun melewatkan malam spesial masing-masing member kyu-line nya. Alih-alih
sebagai gantinya, Kyuhyun menawari Changmin, Minho, dan Jonghyun untuk datang
ke pesta perjamuan itu. Tapi mereka menolak. Dan akhirnya Kyuhyun menjanjikan
akan datang ke tempat yang disebutkan Changmin sebelum tengah malam.
“I promise you to come before midnight”
ucapnya untuk meyakinkan changmin. Selama ini Kyuhyun memang tidak pernah
mengingkari segala bentuk perkataan yang keluar dari mulutnya.
“I’m sure you’re in love kiddo” gumam
Changmin tanpa terdengar oleh Kyuhyun. “Just hold on your word, caramel
macchiato!” ucap Changmin.
“Of course and I’ll bring noccino for you. Just
wait for me! Ya! I told you to stop calling me like that. I go,” Ucap Kyuhyun sebelum akhirnya dia pergi menuju gedung teater
di Seongnam untuk latihan drama musikal.
.
Kyuhyun tampak menawan dengan setelan jas hitam
casualnya. Aroma musky menguar lembut dari tubuhnya. Dia sangat percaya
diri dengan penampilannya. Kyuhyun menyambar kunci mobil di atas kabinet di
samping ranjangnya. Perasaannya benar-benar hidup saat ini. Sama seperti
perasaannya ketika menyanyi di atas panggung. Kyuhyun mengemudikan sedan
hitamnya tidak pelan namun dengan tingkat akurasi tinggi karena konsentrasinya
sedang penuh sekarang. Dia akan menjemput Kim di apartemennya dan kalau
perhitungannya tidak meleset Kim pasti belum meninggalkan apartemennya dan masih
bersiap karena acaranya masih dua jam lagi.
Kyuhyun memarkirkan mobilnya dengan kelihaian
yang melebihi sebelumnya. He’s so excited!
Perhitungan Kyuhyun sangat tepat. Kim menyembul
dari balik pintu dengan wajahnya yang masih polos tanpa make up. Tapi tetap
saja wajah itu terlihat sangat sempurna di mata Kyuhyun. Kim masih terpana,
kaget dengan kedatangan Kyuhyun yang tiba-tiba.
“Aku datang menjemputmu untuk memastikan kau
tidak terlambat, miss Kim,” ucap Kyuhyun seakan menjawab keterpanaan Kim. Kim
masih belum mempersilahkannya masuk.
“I’m sure you’re totally wrong, Kyuhyun-sshi.
And lucky you I’m still here so that there is someone opening the door for you”
“Tidak mempersilahkanku masuk?” tanya Kyuhyun.
Kim menarik tubuhnya ke samping mengisyaratkan Kyuhyun untuk masuk.
“Tapi demi apapun, Kyuhyun, kenapa kau datang dan
bahkan tanpa pemberitahuan? Bahkan bisa saja ada orang lain yang datang
menjemputku selain kau.”
“Perhitunganku selalu tepat, Kim. Kemampuanku
mengobservasi orang jauh melebihi yang bisa kau bayangkan. Dan lagi, apa yang
bisa aku lakukan selain langsung datang ke sini untuk memastikan? Kau bahkan tidak
memberiku nomor yang bisa kuhubungi tanpa harus jauh-jauh datang ke sini untuk
mengeceknya”
Kyuhyun menghempaskan tubuhnya hati-hati di sofa
sementara Kim yang mungkin malas untuk mendebatnya memilih meninggalkannya
tanpa kata-kata menuju ke kamar.
Kim keluar dengan gaun merah marun selutut dan
sepasang pump heels. Kyuhyun tanpa sadar berdiri dan ia sangat yakin,
gambaran di hadapannya itu akan terekam jelas di dalam sel abu-abu otaknya
hingga waktu yang tak terbatas. Kyuhyun menelan salivanya yang tiba-tiba
berlebih dan mengalirkannya ke lambung. Kim terlihat anggun, manis, dan...
sexy. Alih-alih menutupi keterpanaannya dengan penampilan Kim, Kyuhyun bergegas
melangkah menuju ke arah pintu dan membukakannya untuk Kim. Seperti pria
sejati.
Selama perjalanan, mereka lebih banyak
menghabiskan waktu dengan pikiran masing-masing. Kim sendiri sebenarnya merasa
cukup cemas dengan keberadaan Kyuhyun di dekatnya tidak hanya di tempat umum,
bahkan di saat hanya mereka berdua seperti ini di dalam mobil. Dia terlalu
cemas jika saja ada netizen atau fans Kyuhyun yang melihat mereka berdua.
“Kyuhyun-sshi..,” tanya Kim pada akhirnya dengan
hati-hati.
“Hmm? Tidak biasanya kau seperti ini dulu. Kau
tidak pernah meminta ijin seperti itu untuk mengatakan sesuatu. Wae?,” tanya
Kyuhyun sambil tetap berkonsentrasi melihat ke depan. Jalan yang mereka lewati
sangat padat malam ini.
“Apakah tidak apa-apa seperti ini?” Kim masih
menggantung pertanyaannya. “Maksudku, bagaimana jika netizen atau fansmu
melihat kau bersama dengan wanita asing sepertiku? Apakah hal seperti ini bisa
menimbulkan skandal yang besar? Aku pernah membaca sebelumnya tentang kasus
seperti ini dan akibatnya cukup membuat orang yang bersangkutan memperoleh
masalah yang berkelanjutan.”
“Tidak bisakah kau mempercayai kemampuan
observasiku terhadap apapun, Kim?”
Kim mendesah pelan. Ia tahu Kyuhyun selalu rapi
dalam melakukan segala hal karena dia penuh perhitungan. Itulah yang selalu
membuatnya iri dulu. Perasaan iri yang membuatnya mempunyai cukup alasan untuk
menempatkan Kyuhyun sebagai rival sejatinya dulu sampai akhirnya anak itu
membuat keputusan yang membuat Kim kaget. Keputusan yang menjadikan Kyuhyun
menjadi seseorang yang dikenal oleh berjuta-juta orang dengan profesi yang tak
pernah Kim bayangkan pada seorang Kyuhyun.
Dengan tingkat kepadatan jalan raya seperti itu
tentunya sangat melegakan mereka bisa sampai di ballroom hotel K di
pusat kota Seoul menyisakan waktu lima menit sebelum acara resmi dimulai.
Sampai di ruangan yang sudah penuh dengan orang dari berbagai profesi itu
Kyuhyun dan Kim berpisah. Kim menemui rekan-rekan satu kantornya, sementara
Kyuhyun bergabung dengan keluarganya untuk menyalami tamu yang hadir.
Sementara Kim yang memang tidak menyukai suasana
pesta memilih untuk duduk setelah menghabiskan satu jam penuh untuk berbincang
dengan orang-orang yang dikenalnya. Seorang gadis cantik mendatangi Kim dengan
dua piring kecil berisi Crème brûlée di kedua tangannya. Gadis itu tersenyum pada Kim dan
duduk bersisian dengannya.
“Sepertinya
pesta ini cukup membosankan bagimu, agasshi,” ucapnya ramah sambil menyodorkan
satu Crème brûlée untuk Kim.
“Thanks
for this,” ucap Kim sambil tersenyum hangat pada gadis itu.
“My
pleasure, Kim-sshi,” jawab gadis itu.
“You know
me?”, tanya Kim sedikit bingung.
“Of
Course. Maknae brillian dari sebuah perusahaan konstruksi terkenal yang
mengerjakan gedung kami yang dulu merupakan ultimate rival dari maknae Super
Junior. Tentu saja aku tahu”
“Eotteokhae
arrasseoyo?” tanya Kim sedikit terbata.
“Aksen
koreamu terdengar ganjil” gadis itu lagi-lagi tersenyum hangat. “Ahra, Cho
Ahra” ucap sang gadis sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Kim.
Kim mengerutkan keningnya ketika menyambut uluran tangan gadis yang bernama
Ahra itu.
“Cho?
Maybe...” ucapan Kim terputus karena Ahra memotongnya.
“Yes, I’m
Kyuhyun’s older sister. Your High School classmate’s sister”
Kim
buru-buru berdiri dan membungkukkan badannya memberi hormat.
“Maaf
tidak mengenali anda sebelumnya. Tapi anda seperti lebih cocok menjadi adik
Kyuhyun. You look so young...”
“Unnie.
Just call me that way.”
Belum
sempat Kim terlibat obrolan lebih jauh dengan Ahra, seseorang berbicara dari
pengeras suara. Ahra beranjak dari duduknya.
“Kalau kau
tidak menikmati pestanya, setidaknya nikmati makanannya. Sebentar lagi Kyuhyun
akan menyanyi dan semoga suaranya bisa sedikit menghilangkan kebosananmu. Jujur
aku sendiri sangat suka mendengar adikku menyanyi.” Ahra mengedipkan matanya
sebelum meninggalkan Kim sendirian.
Tak lama
Kim menangkap alunan suara biola yang benar-benar memanjakan telinganya. Sebagian
besar tamu sudah mengambil tempat duduknya sehingga Kim bisa melihat dengan
jelas di depan sana Kyuhyun berdiri di
temani kakaknya yang memainkan biolanya dengan penuh perasaan. Suara bass itu
mulai terdengar mengalunkan sebuah lagu yang sangat Kim sukai. Lagu bergenre
ballad tahun 90-an. Kim membenarkan sepenuhnya ucapan Ahra tentang suara
Kyuhyun. Dan Kim kembali mengakui lagi-lagi tentang kalkulasi Kyuhyun yang
begitu tepat. Tidak salah dia memilih jalan ini karena dia benar-benar
mempunyai talenta. Bukan hanya satu, tapi multitalenta. Kim terpana hingga tak
menyadari ada seseorang duduk di tempat yang ditinggalkan Ahra.
“Suaranya
seperti Caramel Macchiato” ucap pria itu dan membuyarkan konsentrasi Kim
terhadap suara Kyuhyun. “Lembut, kuat dan membuatmu hangat.”
Kim
menoleh. Seorang pria muda yang menurut Kim sangat jangkung dengan poni
menyamping yang sangat stylish. Kim juga melihat kalau badan pria itu
tidak hanya cukup, melainkan sangat atletis. Sangat berbeda dengan Kyuhyun.
Pria itu tersenyum. Kim balas tersenyum. Lalu kembali mengarahkan pandangannya
ke arah dua kakak beradik yang sangat harmonis itu. Tanpa sadar Kim memejamkan
matanya menikmati setiap lirik lagu yang dialunkan Kyuhyun. Lagu tentang
kekuatan sebuah harapan. Hati Kim merasa sedikit tidak rela ketika suara
Kyuhyun menghilang dan lambat laun alunan biola juga terhenti. Kim membuka
matanya. Dia bahkan tidak ingat ada orang yang duduk di sampingnya hingga
akhirnya dia menoleh dan tidak menemukan siapapun di sampingnya.
Musik
telah beralih menjadi alunan nada lembut Claire de Lune. Kyuhyun dan
Ahra sudah turun sejak tadi. Kim melihat beberapa orang secara berpasangan
berdansa mengikuti iringan lagu. Kim meneguk habis sisa minuman di gelasnya.
Dia berdiri berniat mengambil minuman lagi.
“Bolehkah
aku mengajakmu berdansa, young lady?” tanya Kyuhyun. Lagi-lagi pria itu
mengejutkan Kim dengan kedatangannya yang tak terduga. Kyuhyun melakukan
gerakan setengah membungkuk yang sopan di hadapan Kim.
Kim merasa
tidak nyaman dengan sikap Kyuhyun. Dia menoleh ke sekililingnya memastikan
tidak ada yang melihatnya. Entah kenapa dia merasa sangat malu. Dia menarik
lengan jas Kyuhyun. “Ya! Apa yang kau lakukan?” ucap Kim setengah berbisik.
“Sudah
jelas. Aku mengajakmu untuk berdansa”
“Tidak.
Aku tidak mau. Aku tidak bisa berdansa” tolak Kim.
“Ayolah
Kim..” Kyuhyun kembali membungkukkan badannya. Beberapa orang menoleh ke arah
mereka. Seorang pria paruh baya yang sangat Kim kenal bahkan menggodanya.
“Ayo
Kyuhyun-sshi. Ajari Kim untuk rileks. Selama ini tak ada yang bisa membujuknya
untuk sedikit santai. Bahkan dia tidak pernah datang bergabung setiap kali kami
mengadakan acara makan.”
Beberapa
orang lagi melihat ke arah Kim dan Kyuhyun. Kim merasa sangat konyol jika dia
terus menolak ajakan Kyuhyun. Kim akhirnya mengulurkan tangannya menyambut
uluran tangan Kyuhyun. Mereka berjalan menuju ke lantai dansa. Tangan Kyuhyun
bergerak memeluk pinggang Kim. Alam bawah sadar Kim memperingatkan dirinya
untuk tidak melakukan ini. Seharusnya dia tidak berada sedekat ini dengan
Kyuhyun. Seharusnya ia tidak menghirup aftershave dan aroma maskulin yang
menguar dari balik setelan jas Kyuhyun. Seharusnya ia tidak membiarkan dirinya
menyukai rasa bahu pria itu di bawah jari-jarinya dan tangan Kyuhyun di
pinggangnya. Seharusnya ia tidak memejamkan mata dan menikmati sensasi bergerak
seirama dengan pria itu.
Musik
berhenti, tapi untuk sesaat kim tidak menyadari mereka berdiri dalam diam, dan
tangan Kyuhyun masih memeluknya. Kim membuka mata dan mendapati wajahnya begitu
dekat dengan Kyuhyun hingga ia bisa merasakan napas pria itu menghembus lembut
pipinya.
Kim
terkejut dan serta merta meletakkan kedua tangan di dada Kyuhyun untuk
menciptakan jarak antara mereka.
“Sudah
selesai. Kupikir ini tidak terlalu buruk” ucap Kim berusaha mengalihkan
persaannya. Mungkin pipinya seperti kepiting rebus sekarang. Dan sepertinya
Kyuhyun menyadari hal itu.
“Tentu
saja” ucap Kyuhyun sambil tersenyum jahil.
“Bisa kau
singkirkan tanganmu sekarang?”
Kyuhyun
menarik tangannya dari pinggang Kim. “Untuk pemula, gerakanmu tadi sudah sangat
luwes, Kim” lagi-lagi Kyuhyun menggodanya. “Aku harus meminta hadiahku pada
Manager Park karena berhasil membuatmu berdansa” lanjut Kyuhyun. Alis Kim
terangkat dan tangannya bergerak mencubit lengan Kyuhyun yang berjalan
bersisian dengannya menuju ke meja semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar