Sabtu, 19 Januari 2013

CLAIRE DE LUNE


Claire de Lune


Kyuhyun tersenyum puas setelah mengecek jadwalnya pekan ini. Super Junior diberi liburan akhir pekan selama dua hari. Tepat pada saat acara perjamuan untuk peresmian gedung akademi milik keluarganya. Kyuhyun bahkan sempat menolak ajakan Changmin untuk pergi ke Itaewon. Padahal hari itu adalah hari ulang tahun sang alter ego di mana sebelumnya Kyuhyun tidak pernah sekalipun melewatkan malam spesial masing-masing member kyu-line nya. Alih-alih sebagai gantinya, Kyuhyun menawari Changmin, Minho, dan Jonghyun untuk datang ke pesta perjamuan itu. Tapi mereka menolak. Dan akhirnya Kyuhyun menjanjikan akan datang ke tempat yang disebutkan Changmin sebelum tengah malam.


I promise you to come before midnight” ucapnya untuk meyakinkan changmin. Selama ini Kyuhyun memang tidak pernah mengingkari segala bentuk perkataan yang keluar dari mulutnya.

I’m sure you’re in love kiddo” gumam Changmin tanpa terdengar oleh Kyuhyun. “Just hold on your word, caramel macchiato!” ucap Changmin.

“Of course and I’ll bring noccino for you. Just wait for me! Ya! I told you to stop calling me like that. I go,” Ucap Kyuhyun sebelum akhirnya dia pergi menuju gedung teater di Seongnam untuk latihan drama musikal.

.

Kyuhyun tampak menawan dengan setelan jas hitam casualnya. Aroma musky menguar lembut dari tubuhnya. Dia sangat percaya diri dengan penampilannya. Kyuhyun menyambar kunci mobil di atas kabinet di samping ranjangnya. Perasaannya benar-benar hidup saat ini. Sama seperti perasaannya ketika menyanyi di atas panggung. Kyuhyun mengemudikan sedan hitamnya tidak pelan namun dengan tingkat akurasi tinggi karena konsentrasinya sedang penuh sekarang. Dia akan menjemput Kim di apartemennya dan kalau perhitungannya tidak meleset Kim pasti belum meninggalkan apartemennya dan masih bersiap karena acaranya masih dua jam lagi.

Kyuhyun memarkirkan mobilnya dengan kelihaian yang melebihi sebelumnya. He’s so excited!

Perhitungan Kyuhyun sangat tepat. Kim menyembul dari balik pintu dengan wajahnya yang masih polos tanpa make up. Tapi tetap saja wajah itu terlihat sangat sempurna di mata Kyuhyun. Kim masih terpana, kaget dengan kedatangan Kyuhyun yang tiba-tiba.

“Aku datang menjemputmu untuk memastikan kau tidak terlambat, miss Kim,” ucap Kyuhyun seakan menjawab keterpanaan Kim. Kim masih belum mempersilahkannya masuk.

I’m sure you’re totally wrong, Kyuhyun-sshi. And lucky you I’m still here so that there is someone opening the door for you

“Tidak mempersilahkanku masuk?” tanya Kyuhyun. Kim menarik tubuhnya ke samping mengisyaratkan Kyuhyun untuk masuk.

“Tapi demi apapun, Kyuhyun, kenapa kau datang dan bahkan tanpa pemberitahuan? Bahkan bisa saja ada orang lain yang datang menjemputku selain kau.”

“Perhitunganku selalu tepat, Kim. Kemampuanku mengobservasi orang jauh melebihi yang bisa kau bayangkan. Dan lagi, apa yang bisa aku lakukan selain langsung datang ke sini untuk memastikan? Kau bahkan tidak memberiku nomor yang bisa kuhubungi tanpa harus jauh-jauh datang ke sini untuk mengeceknya”

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya hati-hati di sofa sementara Kim yang mungkin malas untuk mendebatnya memilih meninggalkannya tanpa kata-kata menuju ke kamar.

Kim keluar dengan gaun merah marun selutut dan sepasang pump heels. Kyuhyun tanpa sadar berdiri dan ia sangat yakin, gambaran di hadapannya itu akan terekam jelas di dalam sel abu-abu otaknya hingga waktu yang tak terbatas. Kyuhyun menelan salivanya yang tiba-tiba berlebih dan mengalirkannya ke lambung. Kim terlihat anggun, manis, dan... sexy. Alih-alih menutupi keterpanaannya dengan penampilan Kim, Kyuhyun bergegas melangkah menuju ke arah pintu dan membukakannya untuk Kim. Seperti pria sejati.

Selama perjalanan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan pikiran masing-masing. Kim sendiri sebenarnya merasa cukup cemas dengan keberadaan Kyuhyun di dekatnya tidak hanya di tempat umum, bahkan di saat hanya mereka berdua seperti ini di dalam mobil. Dia terlalu cemas jika saja ada netizen atau fans Kyuhyun yang melihat mereka berdua.

“Kyuhyun-sshi..,” tanya Kim pada akhirnya dengan hati-hati.

“Hmm? Tidak biasanya kau seperti ini dulu. Kau tidak pernah meminta ijin seperti itu untuk mengatakan sesuatu. Wae?,” tanya Kyuhyun sambil tetap berkonsentrasi melihat ke depan. Jalan yang mereka lewati sangat padat malam ini.

“Apakah tidak apa-apa seperti ini?” Kim masih menggantung pertanyaannya. “Maksudku, bagaimana jika netizen atau fansmu melihat kau bersama dengan wanita asing sepertiku? Apakah hal seperti ini bisa menimbulkan skandal yang besar? Aku pernah membaca sebelumnya tentang kasus seperti ini dan akibatnya cukup membuat orang yang bersangkutan memperoleh masalah yang berkelanjutan.”

“Tidak bisakah kau mempercayai kemampuan observasiku terhadap apapun, Kim?”

Kim mendesah pelan. Ia tahu Kyuhyun selalu rapi dalam melakukan segala hal karena dia penuh perhitungan. Itulah yang selalu membuatnya iri dulu. Perasaan iri yang membuatnya mempunyai cukup alasan untuk menempatkan Kyuhyun sebagai rival sejatinya dulu sampai akhirnya anak itu membuat keputusan yang membuat Kim kaget. Keputusan yang menjadikan Kyuhyun menjadi seseorang yang dikenal oleh berjuta-juta orang dengan profesi yang tak pernah Kim bayangkan pada seorang Kyuhyun.

Dengan tingkat kepadatan jalan raya seperti itu tentunya sangat melegakan mereka bisa sampai di ballroom hotel K di pusat kota Seoul menyisakan waktu lima menit sebelum acara resmi dimulai. Sampai di ruangan yang sudah penuh dengan orang dari berbagai profesi itu Kyuhyun dan Kim berpisah. Kim menemui rekan-rekan satu kantornya, sementara Kyuhyun bergabung dengan keluarganya untuk menyalami tamu yang hadir.

Sementara Kim yang memang tidak menyukai suasana pesta memilih untuk duduk setelah menghabiskan satu jam penuh untuk berbincang dengan orang-orang yang dikenalnya. Seorang gadis cantik mendatangi Kim dengan dua piring kecil berisi Crème brûlée di kedua tangannya. Gadis itu tersenyum pada Kim dan duduk bersisian dengannya.

“Sepertinya pesta ini cukup membosankan bagimu, agasshi,” ucapnya ramah sambil menyodorkan satu Crème brûlée untuk Kim.

“Thanks for this,” ucap Kim sambil tersenyum hangat pada gadis itu.

“My pleasure, Kim-sshi,” jawab gadis itu.

“You know me?”, tanya Kim sedikit bingung.

“Of Course. Maknae brillian dari sebuah perusahaan konstruksi terkenal yang mengerjakan gedung kami yang dulu merupakan ultimate rival dari maknae Super Junior. Tentu saja aku tahu”

“Eotteokhae arrasseoyo?” tanya Kim sedikit terbata.

“Aksen koreamu terdengar ganjil” gadis itu lagi-lagi tersenyum hangat. “Ahra, Cho Ahra” ucap sang gadis sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Kim. Kim mengerutkan keningnya ketika menyambut uluran tangan gadis yang bernama Ahra itu.

“Cho? Maybe...” ucapan Kim terputus karena Ahra memotongnya.

“Yes, I’m Kyuhyun’s older sister. Your High School classmate’s sister”

Kim buru-buru berdiri dan membungkukkan badannya memberi hormat.

“Maaf tidak mengenali anda sebelumnya. Tapi anda seperti lebih cocok menjadi adik Kyuhyun. You look so young...”

“Unnie. Just call me that way.”

Belum sempat Kim terlibat obrolan lebih jauh dengan Ahra, seseorang berbicara dari pengeras suara. Ahra beranjak dari duduknya.

“Kalau kau tidak menikmati pestanya, setidaknya nikmati makanannya. Sebentar lagi Kyuhyun akan menyanyi dan semoga suaranya bisa sedikit menghilangkan kebosananmu. Jujur aku sendiri sangat suka mendengar adikku menyanyi.” Ahra mengedipkan matanya sebelum meninggalkan Kim sendirian.

Tak lama Kim menangkap alunan suara biola yang benar-benar memanjakan telinganya. Sebagian besar tamu sudah mengambil tempat duduknya sehingga Kim bisa melihat dengan jelas di depan sana Kyuhyun berdiri  di temani kakaknya yang memainkan biolanya dengan penuh perasaan. Suara bass itu mulai terdengar mengalunkan sebuah lagu yang sangat Kim sukai. Lagu bergenre ballad tahun 90-an. Kim membenarkan sepenuhnya ucapan Ahra tentang suara Kyuhyun. Dan Kim kembali mengakui lagi-lagi tentang kalkulasi Kyuhyun yang begitu tepat. Tidak salah dia memilih jalan ini karena dia benar-benar mempunyai talenta. Bukan hanya satu, tapi multitalenta. Kim terpana hingga tak menyadari ada seseorang duduk di tempat yang ditinggalkan Ahra.

“Suaranya seperti Caramel Macchiato” ucap pria itu dan membuyarkan konsentrasi Kim terhadap suara Kyuhyun. “Lembut, kuat dan membuatmu hangat.”

Kim menoleh. Seorang pria muda yang menurut Kim sangat jangkung dengan poni menyamping yang sangat stylish. Kim juga melihat kalau badan pria itu tidak hanya cukup, melainkan sangat atletis. Sangat berbeda dengan Kyuhyun. Pria itu tersenyum. Kim balas tersenyum. Lalu kembali mengarahkan pandangannya ke arah dua kakak beradik yang sangat harmonis itu. Tanpa sadar Kim memejamkan matanya menikmati setiap lirik lagu yang dialunkan Kyuhyun. Lagu tentang kekuatan sebuah harapan. Hati Kim merasa sedikit tidak rela ketika suara Kyuhyun menghilang dan lambat laun alunan biola juga terhenti. Kim membuka matanya. Dia bahkan tidak ingat ada orang yang duduk di sampingnya hingga akhirnya dia menoleh dan tidak menemukan siapapun di sampingnya.

Musik telah beralih menjadi alunan nada lembut Claire de Lune. Kyuhyun dan Ahra sudah turun sejak tadi. Kim melihat beberapa orang secara berpasangan berdansa mengikuti iringan lagu. Kim meneguk habis sisa minuman di gelasnya. Dia berdiri berniat mengambil minuman lagi.

“Bolehkah aku mengajakmu berdansa, young lady?” tanya Kyuhyun. Lagi-lagi pria itu mengejutkan Kim dengan kedatangannya yang tak terduga. Kyuhyun melakukan gerakan setengah membungkuk yang sopan di hadapan Kim.

Kim merasa tidak nyaman dengan sikap Kyuhyun. Dia menoleh ke sekililingnya memastikan tidak ada yang melihatnya. Entah kenapa dia merasa sangat malu. Dia menarik lengan jas Kyuhyun. “Ya! Apa yang kau lakukan?” ucap Kim setengah berbisik.

“Sudah jelas. Aku mengajakmu untuk berdansa”

“Tidak. Aku tidak mau. Aku tidak bisa berdansa” tolak Kim.

“Ayolah Kim..” Kyuhyun kembali membungkukkan badannya. Beberapa orang menoleh ke arah mereka. Seorang pria paruh baya yang sangat Kim kenal bahkan menggodanya.

“Ayo Kyuhyun-sshi. Ajari Kim untuk rileks. Selama ini tak ada yang bisa membujuknya untuk sedikit santai. Bahkan dia tidak pernah datang bergabung setiap kali kami mengadakan acara makan.”

Beberapa orang lagi melihat ke arah Kim dan Kyuhyun. Kim merasa sangat konyol jika dia terus menolak ajakan Kyuhyun. Kim akhirnya mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Kyuhyun. Mereka berjalan menuju ke lantai dansa. Tangan Kyuhyun bergerak memeluk pinggang Kim. Alam bawah sadar Kim memperingatkan dirinya untuk tidak melakukan ini. Seharusnya dia tidak berada sedekat ini dengan Kyuhyun. Seharusnya ia tidak menghirup aftershave dan aroma maskulin yang menguar dari balik setelan jas Kyuhyun. Seharusnya ia tidak membiarkan dirinya menyukai rasa bahu pria itu di bawah jari-jarinya dan tangan Kyuhyun di pinggangnya. Seharusnya ia tidak memejamkan mata dan menikmati sensasi bergerak seirama dengan pria itu.

Musik berhenti, tapi untuk sesaat kim tidak menyadari mereka berdiri dalam diam, dan tangan Kyuhyun masih memeluknya. Kim membuka mata dan mendapati wajahnya begitu dekat dengan Kyuhyun hingga ia bisa merasakan napas pria itu menghembus lembut pipinya.

Kim terkejut dan serta merta meletakkan kedua tangan di dada Kyuhyun untuk menciptakan jarak antara mereka.

“Sudah selesai. Kupikir ini tidak terlalu buruk” ucap Kim berusaha mengalihkan persaannya. Mungkin pipinya seperti kepiting rebus sekarang. Dan sepertinya Kyuhyun menyadari hal itu.

“Tentu saja” ucap Kyuhyun sambil tersenyum jahil.

“Bisa kau singkirkan tanganmu sekarang?”

Kyuhyun menarik tangannya dari pinggang Kim. “Untuk pemula, gerakanmu tadi sudah sangat luwes, Kim” lagi-lagi Kyuhyun menggodanya. “Aku harus meminta hadiahku pada Manager Park karena berhasil membuatmu berdansa” lanjut Kyuhyun. Alis Kim terangkat dan tangannya bergerak mencubit lengan Kyuhyun yang berjalan bersisian dengannya menuju ke meja semula.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...