Rabu, 14 November 2012

Drunken Truth


Judul         : Drunken Truth
Cast           : Cho Kyuhyun, Shin Hyesung

Warning! Drunk scene

Entah kenapa setelah baca beberapa fanfiction aku jadi pengen juga bikin dan jadinya acakadut seperti ini. Sebenarnya sudah beberapa kali coba bikin tapi selalu Stuck di tengah jalan dan ceritanya ga pernah selesai. Bahasanya juga pasti jauh dari standar. Kenapa ceritanya pendek banget? Just a simple reason: takut ngelantur ke mana-mana dan jadi ga fokus ceritanya. Penulis belum sampai ke level itu. Siapa saja yang sudah mampir dan baca, feel free to leave your comments *big bow*happy reading^^


“Jangan kau pikir aku mengatakan hal ini karena otakku sedang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Mungkin besok pagi akupun juga akan menyesalinya” -Cho Kyuhyun.

Aku meraih mantelku setelah menutup ponsel dan bergegas keluar rumah menuju tempat yang tadi disebutkan oleh orang yang berbicara denganku di telepon.

Malam yang dingin di pertengahan Bulan Desember. Aku berjalan menyisir salju tebal yang menumpuk di trotoar. Kurapatkan mantel tebal berisikan bulu itik yang membalut tubuhku hingga sebatas betis. Langkahku semakin cepat ketika mataku menangkap lambaian daun maple di depan sebuah gedung yang malam ini terlihat berwarna gelap karena warna merahnya tersamarkan akibat tidak ada cukup cahaya yang bisa dipantulkan.

Langkahku terhenti di depan sebuah bar berkelas. Aku sempat berpikir apakah aku akan masuk ke dalam atau tidak. Perlahan kulangkahkan kakiku memasuki bar itu. Begitu sampai di dalam aku segera mengedarkan pandanganku ke seisi bar dengan cahaya lampu temaram itu. Pandanganku terhenti pada sesosok pria yang tengah menggoyang-goyangkan gelas wine ditangannya. Aku merasakan  ribuan kupu-kupu terbang diperutku begitu melihat sosok itu dan membuatku gugup. Perlahan aku melangkahkan kaki mendekatinya.

Tanpa berkata apa-apa aku duduk bersisian dengan menyisakan jarak yang cukup nyata antara aku dengannya.

Gerakan sofa akibat beban tubuhku membuatnya menoleh ke arahku.  Sebenarnya aku masih sedikit menyalahkan diriku kenapa aku datang menemuinya. Sebenarnya aku cukup yakin pria di sampingku ini tidak akan pernah kehilangan akal sehatnya seberapapun banyaknya dia menenggak minuman memabukkan itu. Otaknya akan tetap bekerja sebagaimana biasanya ketika ia sadar. Aku hanya bisa membodohi diriku sendiri sekarang.

“Kau...?” tanyanya tertahan. Aroma alkohol menguar tajam di hidungku ketika dia membuka mulutnya. Aku sedikit bergidik melihat berapa banyak botol kosong yang ada di meja di depan kami. Pria itu menyeringai dan mengalihkan lagi pandangannya ke arah gelas yang sedang di pegangnya.

“Bagaimana kau bisa ada di sini? Apa kau diam-diam sering menghabiskan malam di tempat seperti ini?” ucapnya. Perkataannya itu terdengar seperti ceracauan tidak jelas yang  mau tidak mau membuatku berkesimpulan kalau dia sudah sedikit tidak sadar.

Sejurus kemudian pria itu tampak diam dan sibuk memainkan gelas di tangannya. Aku memperhatikannya dengan seksama. Aku mulai mengalihkan pandanganku ketika kurasakan ribuan kupu-kupu imajiner seperti menggelitik perutku lagi. Ya, aku selalu seperti itu jika melihatnya.

Dia akhirnya hanya terdiam karena aku tidak pernah sekalipun membuka suara untuk menjawab setiap perkataannya. Dia tahu itu sejak awal. Dan bahkan dulu dia pernah menemaniku dalam diam selama hampir 3 jam.

Hampir 30 menit aku dan dia tidak terlibat dalam sebuah percakapan. Tanganku langsung terulur ketika dia berusaha meneguk cairan merah itu.

“Hentikan Kyuhyun ah. Kau sudah terlalu banyak minum!” aku mengeluarkan kalimat pertamaku.

Pria itu bersikeras, tapi karena mungkin memang dia sudah mabuk atau sengaja mengalah, kekuatannya jadi tidak seimbang dan aku berhasil merebut gelas itu dari tangannya.

.

.

“Cho Kyuhyun! Kenapa kau selalu keras kepala seperti ini?” kata Hyesung. Nada bicaranya sedikit bergetar.

“Kau tahu seberapa khawatirnya aku ketika pegawai bar menelponku dan mengatakan kalau kau akan membuat kekacauan karena mereka menolak untuk memberimu botol bir lagi? Kau tidak akan pernah pernah mabuk, aku tahu itu. Tapi pegawai bar terus mengatakan hal-hal tidak masuk akal itu padaku. Ternyata kekhawatiranku sama sekali tidak beralasan. Sekarang terserah kau, aku akan pergi. Aku memberi mu tawaran, kau pulang sekarang ku antar atau preman bar yang akan mengatasimu” dia terlihat hendak berdiri dan aku menahannya dengan menarik lengannya.

“Kau benar-benar akan pergi?”

“Apa yang kau inginkan Kyuhyun ah? Kau sudah mabuk sekarang! Ku antar kau pulang sekarang huh?!”

“Ya, aku memang mabuk saat ini. Dan mungkin aku memang salah kau menemuiku dengan kondisiku yang seperti ini.” Perlahan aku menggerakkan kepala dan menatapnya dengan kedua mataku yang sedikit memerah. Aku sedikit keras menarik lengannya hingga dia kembali duduk di sampingku.

“Besok mungkin aku akan memikirkan kembali apa yang aku lakukan malam ini dan menyesalinya. Tapi sekarang, ada yang harus kukatakan padamu. Harus meskipun dalam kondisiku yang seperti ini.”

Dia terdiam menyimak setiap kata yang keluar dari mulutku dengan wajah tertunduk.

“Jangan kau pikir aku mengatakan hal ini karena aku sedang mabuk. Aku selalu ingin mengatakan hal ini ketika sedang berdiri di depanmu. Tapi yang keluar dari mulutku selalu berlawanan dengan apa yang ingin aku katakan dan aku selalu menyesal setelah itu. Aku akan mengatakannya sekarang, aku...” ucapanku terhenti. Dia tetap menundukkan kepalanya.

“Aku mencintaimu sejak awal tanpa bisa mengatakannya. Semua menguap begitu saja sebelum aku mengatakan padamu. Kau mungkin menganggapku pengecut tapi aku mencintaimu seperti ini tanpa kusadari. Mungkin karena aku terlalu takut hingga semua yang ingin aku katakan selalu tertahan. Perkataanku ini mungkin terlihat kekanak-kanakan dan sulit untuk mempercayainya. Tapi aku janji, aku tidak akan mengatakannya lagi setelah ini. Tidak akan pernah lagi.” Aku melihatnya tersenyum. Tapi senyum itu terasa sangat ganjil.

“Mengapa kau tersenyum seperti itu? Apa perkataanku tadi terdengar seperti candaan yang begitu menggelikan? Aku bukan tipe orang yang bisa mengatakan hal seperti ini kepada orang lain. Sama sepertimu, hal ini juga terasa aneh bagiku. Maafkan aku karena mengulangi perkataan yang sama. Tapi hari ini aku akan mengatakan semuanya padamu. Aku mencintaimu. Dan aku tidak akan mengatakan ini lagi dengan alasan apapun kelak. Aku bisa menjanjikan hal itu”

.

.

Suara Kyuhyun terdengar semakin melemah hingga akhirnya tepat ketika ucapannya berhenti kepalanya sudah jatuh terkulai di atas meja.

Wajahku sudah memanas sejak tadi dan sekarang air mataku mengalir dengan cepat membentuk anak sungai di kedua pipiku.

“Aku juga mencintaimu Kyuhyun~ah..... Tapi semua sudah terlambat sekarang, kau tahu?” bisikku. Aku menggeser posisi dudukku mendekatinya dan memeluk punggungnya.

“Jika saja kau mengatakan padaku lebih awal, sebelum aku mengambil keputusan ini..” ucapku dengan suara tertahan di sela isakan tangisku. Baju Kyuhyun mulai basah oleh air mataku. Aku memeluknya erat-erat karena aku tahu aku tidak akan bisa memeluknya lagi setelah saat ini.

.

.

Aku menegakkan tubuhku dan memikirkan kata-kata yang kudengar dari mulut gadis yang meninggalkanku beberapa saat yang lalu. Pernyataan Hyesung terasa seperti godam yang menghantam telak tepat dadaku. Ya, benar. Dia sepenuhnya benar. Semua sudah terlambat. Aku tersadar bahwa Shin Hyesung sama sakitnya denganku sekarang.

“Maafkan aku Hyesung~ah... Maafkan aku karena terlalu pengecut dan tidak bisa mengatakan padamu sejak awal. Terima kasih karena kau mencintaiku. Semoga setelah ini, kau bisa hidup lebih baik tanpaku...” aku menatapnya nanar hingga punggungnya menghilang dari balik dinding bar.


4 komentar:

  1. cek cek di coba komen

    BalasHapus
  2. akhirnya bisa komen juga kk.... deskripsinya jelas, akusuka..gaya bahasanya juga bagus... tapi kependekan, jadi aku penasaran deh kkkk

    BalasHapus
  3. Thank you^^ terlalu terburu_buru yah kesannya. Masih belajar soalnya.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...