Jumat, 29 April 2011

Alur Pelayaran


ALUR PELAYARAN

Alur pelayaran pada pelabuhan berfungsi untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur dan kola mini harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Perencanaannya ditentukan oleh ukuran kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan serta kondisi meteorologi dan oseanografi.

Secara umum, daerah alur pelabuhan dibagi menjadi beberapa daerah. Antara lain:
  1. Daerah tempat kapal melempar sauh di luar pelabuhan
  2. Daerah pendekatan di luar alur masuk
  3. Alur masuk di luar pelabuhan dan kemudian di daerah terlindung
  4. Saluran menuju ke dermaga, apabila pelabuhan berada di dalam daerah terlindung
  5. Kolam putar
Alur ditandai dengan pelampung dan lampu-lampu. Berikut contoh layout dari alur masuk ke pelabuhan.
Daerah pendekatan, alur masuk, dan saluran dapat dibedakan menurut tinggi tebing.

  • Daerah pendekatan h=0
  • Alur masuk 0<h<H , dengan perbandingan h/H < 0,4
  • Saluran h>H
Dengan h = kedalaman pengerukan
H = kedalaman alur
Daerah tempat kapal melempar sauh di luar pelabuhan digunakan sebagai tempat penungguan sebelum kapal bisa masuk ke dalam pelabuhan. Daerah ini harus terletak sedekat mungkin dengan dengan alur masuk kecuali daerah yang diperuntukkan bagi kapal yang mengangkut barang berbahaya. Kedalaman tidak boleh lebih dari 1,15 kali dari draft maksimum kapal terbesar dan tidak boleh lebih dari 100m.
Sebelum masuk ke pelabuhan, kapal melalui alur pendekatan untuk diarahkan untuk bergerak menuju alur masuk dengan menggunakan rambu pengarah (rambu pelayaran). Sedapat mungkin alur masuk lurus, tapi apabila terpaksa (missal untuk menghindari karang) maka setelah belokan harus dibuat alur stabilisasi guna menstabilkan gerak kapal setelah membelok.
Panjang alur pelayaran tergantung pada kedalaman dasar laut dan kedalaman alur yang diperlukan. Di laut/pantai yang dangkal diperlukan alur yang panjang, sementara di pantai yang dalam (kemiringan besar) diperlukan alur pelayaran yang lebih pendek. Pada ujung akhir alur masuk terdapat kolam putar yang berfungsi untuk mengubah arah kapal yang akan merapat di dermaga.
Alur pendekatan biasanya terbuka terhadap gelombang besar dibanding dengan alur masuk atau saluran. Akibatnya gerak vertical kapal karena pengaruh gelombang di alur pendekatan lebih besar daripada di alur masuk atau di saluran.
Sebelum masuk ke mulut pelabuhan, kapal harus mempunyai kecepatan tertentu untuk menghindari pengaruh angin, arus, dan gelombang. Setelah masuk ke kolam pelabuhan, kapal mengurangi kecepatan. Untuk kapal besar, diperlukan kapal tunda untuk menghela kapal merapat ke dermaga.
PEMILIHAN KARAKTERISTIK ALUR
Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal, merupakan tempat terjadinya arus, terutama disebabkan oleh pasang surut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah sebagai berikut:
  1. Keadaan trafik kapal
  2. Keadaan meteorologi dan geografi di daerah alur
  3. Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
  4. Fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada pelayaran
  5. Karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan
  6. Kondisi pasang surut, arus, dan gelombang
Keuntungan yang diberikan jika suatu pelabuhan memiliki alur pelabuhan yang lebar dan dalam :
  1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih besar
  2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar
  3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
  4. Mengurangi waktu penungguan kapal-kapal yang hanya dapat masuk ke pelabuhan pada waktu air pasang
  5. Mengurangi waktu transit barang-barang
    KEDALAMAN ALUR
    Kedalaman air total pada alur :
    H = d + G + R + P + S + K
    Dimana :
    d = draft kapal
    G = gerak vertical kapal karena gelombang dan squat
    R = ruang kebebasan bersih
    P = ketelitian pengukuran
    S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan
    K = toleransi pengerukan

    Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi yang biasanya ditentukan berdasarkan nilai rerata dan muka air surut terendah pada saat pasang besar (spring tide) dalam periode panjang yang disebut LLWS (lower low water spring tide). Berikut gambar kedalaman alur pelayaran :
    Beberapa definisi dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
    Elevasi dasar alur nominal adalah elevasi di atas di mana tidak terdapat rintangan yang mengganggu pelayaran. Kedalaman elevasi ini adalah jumlah dari draft kapal dan ruang kebebasan bruto yang dihitung terhadap muka air rencana. Ruang kebebasan bruto adalah jarak antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur nominal, pada draft kapal maksimum yang diukur pada air diam. Ruang ini terdiri dari ruang gerak vertical kapal karena pengaruh gelombang dan squat serta ruang kebebasan bersih. Ruang kebebasan bersih adalah ruang minimum yang tersisa antara sisi terbawah kapal dan elevasi dasar alur nominal kapal (minimum 0,5m untuk dasar laut berpasir dan 1,0m untuk dasar karang.
    Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari elevasi dasar alur nominal dengan memperhitungkan hal-hal berikut ini :
    1. Jumlah endapan yang terjadi antara dua periode pengerukan
    2. Toleransi pengerukan
    3. Ketelitian pengukuran

    DRAFT KAPAL
    Ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan, muatan yang diangkut, dan sifat-sifat air (berat jenis, salinitas, dan temperature)

    SQUAT
    Adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh percepatan kapal. Diperhitunhkan berdasarkan dimensi dan kecepatan kapal serta kedalaman air.
    Lebar alur menurut OCDI
    1. Alur relatif panjang
      - Kapal sering bersimpangan : 2Loa (Loa = panjang kapal)
      - Kapal tidak sering bersimpangan : 1,5 Loa
    1. Selain alur no 1
      - Kapal sering bersimpangan : 1,5 Loa
      - Kapal tidak sering bersimpangan : Loa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...