Selasa, 19 April 2011

Pengertian Drainase


Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. secara umum didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sebagai fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. (suripin, 2004, p7)
Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
 Menurut letak bangunan nya, drainase dibagi menjadi drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah untuk mencegah adanya genangan. Dan drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage) yaitu suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Permasalahan drainase:
Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan drainase, antara lain :
1.     Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2.    Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3.    Amblesan tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4.   Penyempitan dan pendangkalan saluran
5.    Reklamasi
6.   Limbah sampah dan pasang surut

Perencanaan Saluran Drainase
Perencanaan perbaikan maupun pembuatan saluran drainase di suatu wilayah sangatlah kompleks. Banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan antara lain penyempitan saluran akibat adanya perubahan tata guna lahan, pendangkalan saluran yang diakibatkan sampah yang menumpuk di saluran, amblesan tanah, pembebanan suatu saluran akibat adanya perubahan fungsi suatu saluran, penambahan aliran air buangan dari tempat lain, dan banyak hal lainnya. Akan tetapi secara garis besar, dalam upaya perbaikan saluran drainase terutama perbaikan kondisi fisik dan geometri suatu saluran drainase dibagi menjadi 4 tahap berikut :
1. Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi merupakan prosedur memperkirakan frekuensi suatu kejadian pada masa yang lalu atau masa yang akan datang. Prosedur tersebut dapat digunakan untuk menentukan curah hujan rencana dalam berbagai periode ulang berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi yang cocok dengan wilayah penelitian (Suroso, 2006). Distribusi Gumbel, Distribusi Normal, dan Distribusi Log-Pearson III, merupakan distribusi frekuensi yang biasa digunakan dalam analisis frekuensi data hidrologi. Penentuan distribusi frekuensi yang cocok dengan sebaran sampel data curah hujan maksimum di wilayah penelitian, dapat menggunakan Uji Chi-Kuadrat.
2. Perhitungan Intensitas Curah Hujan
Curah hujan rencana yang telah didapatkan melalui analisis frekuensi, digunakan untuk perhitungan intensitas curah hujan yang nantinya diperlukan dalam perhitungan debit banjir menggunakan Metode Rasional. Perhitungan intensitas curah hujan dari data besaran curah hujan harian maksimum rencana dapat digunakan metode statistik yang umum digunakan dalam aplikasi hidrologi yaitu diantaranya Metode Mononobe, Metode Van Breen, dan Metode Haspers dan Der Weduwen. Untuk menentukan metode perhitungan intensitas curah hujan yang tepat digunakan persamaan tetapan yang umum digunakan yaitu Persamaan Talbot, Sherman, dan Ishiguro.
3. Perhitungan Kapasitas Tampung Saluran Drainase
Untuk mengetahui kapasitas tampung maksimum saluran drainase ketika terjadi debit puncak, diperlukan perbandingan antara debit saluran drainase dengan debit rencana saluran drainase tersebut dalam berbagai periode ulang.
4. Perencanaan Saluran Drainase
Perencanaan saluran drainase dilakukan dengan melihat kapasitas tampung maksimum saluran drainase ketika terjadi debit puncak. Jika terdapat debit air yang tidak tertampung baik dalam jumlah yang sedikit maupun yang besar, maka diperlukan perencanaan perbaikan saluran drainase tersebut. Perencanaan perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan penampang hidrolis terbaik berdasarkan bentuk saluran drainasenya.

Drainase Lapangan Olahraga
Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi.Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepakbola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
Perencanaan jaringan drainase pada stadion Lapangan Olahraga adalah dengan menggunakan surface drainage dan subsurface drainage.

Perencanaan Pipa Sub Surface Drainage
Bergantungan dari bentuk permukaan yang akan dipasang jaringan pipa. Jaringan pipa harus dapat menyalurkan air hujan secara cepat. Perbandingan dari kuantiti air hujan yang terserap dengan besaran air yang dialirkan adalah diartikan koefisien permeability atau koefisien limpasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...